
Hampir setiap bangunan masjid di Indonesia dilengkapi dengan kubah di bagian atasnya dengan bentuk, ukuran, dan warna yang bermacam-macam. Pembuatan kubah masjid tentu saja dilakukan oleh produsen kubah masjid yang berpengalaman dan ahli di bidangnya. Lantas, apakah masjid di zaman dahulu juga menggunakan kubah? Yuk intip bagaimana sejarah lengkapnya!
Apakah Kubah Merupakan Arsitektur Asli Islam?
Ketika melihat bangunan masjid saat ini dan membandingkannya dengan bangunan masjid beberapa puluh tahun yang lalu tentu tidak akan sama persis. Terdapat beberapa bentuk yang berbeda, seperti bentuk imaman, bentuk kubah, menara, dan lain sebagainya. Bentuk kubah yang paling banyak digunakan di masjid zaman dahulu adalah berbahan stainless steel dan ukurannya kecil.
Sementara itu, saat ini banyak bangunan masjid yang dilengkapi dengan kubah besar dan bentuk yang beraneka ragam. Bahkan, kini tersedia beberapa pilihan bahan kubah, seperti galvalum, enamel, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan jika perjalanan kubah masjid memang terus berubah dan berinovasi. Artinya, kubah yang digunakan di bangunan masjid tidak paten seperti itu.
Suatu saat nanti mungkin juga akan muncul berbagai pilihan bahan kubah dan bentuk yang lebih beragam lagi. Saat ini pun sudah banyak masjid di Indonesia yang menggunakan bentuk kubah unik dan identik dengan daerahnya dan melibatkan produsen kubah yang profesional. Jika ditarik lebih jauh, maka bangunan masjid tentunya sudah ada sejak zaman nabi.
Masjid menggunakan kubah tercatat sejak abad ke-7 dan sejak saat itu kubah menjadi arsitektur khas dari bangunan masjid. Namun, sebenarnya kubah sendiri bukan merupakan arsitektur asli Islam. Pasalnya, kubah sudah lebih dahulu populer di wilayah laut tengah yang dikelilingi oleh benua Asia, Afrika, dan Eropa.
Masjid Pertama dengan Kubah dan Produsen Kubah Masjid
Bentuk masjid pada zaman nabi tidak memiliki kubah, bahkan atapnya pun masih menggunakan jerami. Lantas, kapan bangunan masjid berkubah pertama kali muncul? Masjid yang menggunakan kubah pertama kali muncul di Palestina, yaitu Kubah Ash-Shakhra yang dibangun oleh Khalifah Abdul Malik bin Marwan pada tahun 685 hingga 691 Masehi.
Lokasi masjid ini berada di tengah-tengah kompleks Al-Aqsa yang terletak di Kota Lama Yerussalem. Kubah dari masjid ini terbuat dari kayu dan dilapisi oleh emas serta memiliki arsitektur yang mirip dengan bangunan keagamaan Kekaisaran Bizantium. Kubah ini bisa menjadi referensi dan dipesan di produsen kubah masjid terpercaya di kota anda.
Namun, saat ini bangunan tersebut bukan lagi sebuah masjid karena merupakan lokasi perebutan antara Palestina dan Israel. Namun, bangunan ini saat berdiri memang merupakan bangunan Islam dan memiliki kubah serta digunakan untuk beribadah. Bahkan, lokasi ini juga menjadi tempat naiknya Nabi Muhammad ke langit saat peristiwa Isra’ Mi’raj.
Setelah itu, beberapa tahun kemudian Masjid Nabawi yang ada di Madinah dan dibangun oleh Nabi Muhammad dibangun kembali oleh Al-Walid bin Abdul Malik pada tahun 622 Masehi. Bangunan Masjid Nabawi ini memiliki arsitektur yang megah dan cukup banyak perubahan. Salah satunya adalah penambahan kubah berwarna hijau yang hingga saat ini banyak dijadikan contoh.
Pasalnya, kubah dari Masjid Nabawi memang sangat ikonik dan sekalipun dipakai di banyak bangunan masjid, tetap saja image yang melekat adalah Masjid Nabawi. Ternyata, penggunaan kubah sendiri memang sangat populer di masa Dinasti Umayyah. Tidak hanya masjid, bahkan istana pada saat itu pun dihiasi dengan kubah yang disebut dengan qubbah al-khadra.
Mulai saat itulah, kubah menjadi salah satu arsitektur khas Islam yang dijumpai di setiap bangunan masjid. Saat ini juga banyak produsen kubah masjid yang dapat membuat kubah dengan bentuk dan warna yang bermacam-macam. Bahkan, pilihan bahannya pun sudah sangat beragam dengan keunggulan masing-masing.
Mengenal Bahan-Bahan yang Digunakan Untuk Membuat Kubah Masjid
1. Stainless Steel
Bahan kubah masjid yang satu ini tentu anda sudah tidak asing, bukan? Hingga saat ini kubah jenis ini masih banyak digunakan di bangunan masjid atau musala karena beberapa kelebihan yang dimilikinya. Pasalnya, kubah yang terbuat dari stainless steel lebih tahan terhadap karat, sehingga daya tahannya sangat baik meskipun sering terkena hujan dan panas berkali-kali.
Selain itu, warnanya yang mengkilap menyimpan daya tarik tersendiri dan sangat mudah dikenali. Akan tetapi, kekurangan dari kubah berbahan stainless steel adalah tidak memiliki pilihan warna yang beragam. Warna yang tersedia hanya satu, yaitu silver yang mengkilap. Namun, pilihan modelnya cukup banyak dan harganya relatif lebih murah daripada bahan kubah lainnya.
2. Beton
Bahan kedua yang sering dijadikan sebagai bahan kubah masjid adalah beton dan bisa ditemukan di banyak bangunana masjid di Indonesia. Salah satu alasan pemilihan bahan kubah berupa beton ini karena memiliki struktur yang kuat, kokoh, dan tentunya tahan lama. Di dalam beton tersebut terdapat besi tulangan sebagai rangka, sehingga akan lebih kuat lagi.
Untuk menghasilkan kubah yang indah, produsen kubah masjid akan memberikan sentuhan motif dan warna yang beraneka ragam. Dengan begitu, kubah akan terlihat menarik sekalipun awalnya dibuat menggunakan bahan beton. Akan tetapi, proses pembuatannya akan lebih lama dan biayanya lebih mahal karena proses yang cukup rumit dan sulit.
3. Enamel
Bahan enamel merupakan salah satu bahan inovasi yang digunakan untuk membuat kubah. Banyak orang yang tertarik untuk menggunakan bahan ini karena lebih ringan, lebih tahan lama, pilihan warna yang tajam, dan perawatan yang cukup mudah. Selain itu, kubah yang menggunakan bahan enamel memiliki resiko bocor yang lebih kecil daripada bahan lainnya.
Umumnya, bahan ini digunakan untuk membuat kubah masjid dalam ukuran besar dan warna yang bermacam-macam. Sebab, pilihan warnanya memang cukup banyak dan cerah. Dengan demikian, bangunan masjid akan lebih mudah terlihat dari kejauhan dan lebih mudah menarik perhatian orang yang melihatnya.
4. GRC
GRC juga menjadi bahan kubah yang sangat direkomendasikan karena terbuat dari baja ringan yang menjadi bukti dari kemajuan teknologi konstruksi. Salah satu kelebihan dari bahan ini adalah lebih ringan dari bahan beton, tapi kekuatannya sama. Tidak heran jika banyak orang memesan kubah dengan bahan ini di produsen kubah masjid karena kelebihan yang dimilikinya
5. Galvalum
Galvalum menjadi bahan dari kubah masjid yang terkenal tahan akan panas, sehingga tidak akan mudah rusak meskipun terkena sinar matahari yang menyengat. Selain itu, daya rekatnya juga sangat kuat, antikarat, dan sangat fleksibel. Oleh karena itu, banyak orang yang menggunakan bahan ini untuk membuat kubah dengan berbagai bentuk yang cukup rumit.
Berdasarkan sejarah, ternyata kubah bukan arsitektur asli Islam dan belum digunakan untuk bangunan masjid zaman dahulu. Meski begitu, saat ini kubah menjadi salah satu ciri khas dari bangunan masjid dan pasti digunakan di dalam bangunan tersebut. Bentuknya pun sudah beraneka ragam dengan pilihan bahan yang bermacam-macam.